Klabat Budi Utojo
SMPN 32 Surabaya
ABSTRAK
Pada saat ini masih banyak guru yang masih kurang berkompeten dalam bidangnya, sehingga mereka dituntut untuk dapat meningkatkan kompetensinya dengan berbagai cara antara lain dengan mengikuti MGMP, pelatihan dan sebagainya. Lesson study merupakan alternatif peningkatan kompetensi pendidik yang dilakukan secara kolaboratif dan berkelanjutan oleh sekelompok guru. Dengan mengikuti lesson study dapat diperoleh beberapa manfaat bagi guru seperti terbentuknya komunitas belajar, tidak saling ego, kolegalitas, dan saling belajar. Pada pelaksanaan lesson study terutama saat do-see sangat membantu guru IPA meningkatkan kualitas mengajar seorang guru. Di SMP Kawasan Surabaya Selatan untuk mata pelajaran IPA pada tahun 2009 telah beberapa kali pelaksaan do-see fisika dilaksanakan bersama, sehingga guru biologi dapat mengikuti pelajaran fisika dan kimia sebaliknya guru fisika dapat juga mengikuti pelajaran biologi, ternyata sangat membantu guru yang mengajar fisika biologi dan kimia secara terpadu.
Kata kunci: Lesson study
PENDAHULUAN
Banyak orang tak henti-hentinya membicarakan dan memperdebatkan tentang kualitas pendidikan, mulai dari hal-hal yang bersifat fundamental – filsafiyah sampai dengan hal-hal yang bersifat teknis operasional. Sebagaian besar topik pembicaraan tentang pendidikan terutama tertuju pada upaya untuk menemukan cara yang terbaik guna mencapai pendidikan yang berkualitas dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang mempunyai keprofesionalan di bidang pendidikan. Pengalaman nyata dilapangan menunjukkan kesan bahwa masih banyak guru SMP yang masih kesulitan dalam mengkaji kurikulum, menyusun silabus, menyusun RPP, menyusun LKS dan evaluasi yang tepat dan operasional. Dengan kata lain masih banyak guru yang belum berkompeten. Banyak dijumpai bahwa seorang guru mengajarkan mata pelajaran yang tidak sesuai dengan bidang keahliannya, meskipun itu masih dalam satu rumpun mata pelajaran , seperti seorang guru yang berlatar belakang jurusan biologi harus mengajar mata pelajaran kimia, atau seorang guru dari jurusan kimia harus mengajar mata pelajaran fisika dan sebaliknya. Meskipun masih dalam satu rumpun pelajaran tetapi tidak jarang seorang guru masih merasa kesulitan dalam menyampaikan materi dan juga sering mendapatkan kendala dalam memilih metode yang cocok untuk diberikan pada peserta didik. Apalagi dalam menentukan evaluasi yang tepat agar sesuai dengan apa yang diinginkan masih jauh dari harapan. Sehingga sangat diperlukan kerja sama antar guru dalam bidangmata pelajaran yang serumpun supaya terjadi kolaboratif. Ilmu pengetahuan dasar adalah fondasi bagi pengembangan teknologi yang dimanfaatkan bagi segala sendi kehidupan. Sains mempelajari fenomena alam berdasarkan penngamatan secara experiment dan pengukuran kuantitatif. Oleh sebab itu penguasaan sains bagi suatu bangsa amat penting, karena memahami sains orang bias memahami pengetahuan lain seperti astronomi, geologi dan kedokteran. Namun realitanya sains sampai saat ini merupakan pelajaran yang paling ditakuti tidak hanya oleh siswa bahkan oleh guru. Siswa merasa pelajaran sains sulit dan membosankan.guru kurang memahami bagaimana menyampaikan dan menyajikan sains yang mudah dipahami oleh siswa. Hal ini sangat perlu untuk dijadikan sebagai bahan kajian bagaimana menjadikan sains tidak lagi menjadi pelajaran yang sulit dan membosankan, serta bagaimana seorang guru tidak lagi merasa kesulitan dalam menyampaikan dan menyajikan mata pelajaran sains sehingga tujuan pembelajaran sains dapat tercapai. Kerja sama antar guru sangat perlu untuk ditingkatkan utamanya kerjasama antar guru serumpun IPA (fisika, biologi, dan kimia).
Kerja sama Kota Madya Surabaya Sampoerna Foundation Pada tahun 2008 dan tahun 2009 serta pendampingan oleh dosen-dosen dari Universitas Negeri Surabaya, para guru khususnya guru IPA di Kodia Surabaya melakukan kegiatan Lesson Study (LS) berbasis MGMP yang merupakan upaya untuk meningkatkan keprofesionalannya melalui pengkajian terhadap proses pembelajaran di kelas nyata yang dilakukan secara kolaboratif. Pada makalah akan dibicarakan kegiatan LS berbasis MGMP di kawasan Surabaya selatan pada tahun 2009.
LANDASAN TEORI
Seorang guru dapat dikatakan memiliki profesiolisme yang tinggi jika memiliki kompetensi: (a) kompetensi sosial, (b) kompetensi akademik, (c) kompetensi pedagogik dan (d) kompetensi kepribadian. Dari uraian tentang profesionalisme guru terlihat bahwa seorang guru tidak hanya dituntut untuk dapat mengajar saja tetapi masih banyak hal yang harus dilakukan guru supaya dia dapat dikatagorikan sebagai guru yang professional. Untuk mencapai semua itu program yang telah dilakukan pemerintah kota Surabaya dalam program lesson study sangat mendukung bahkan sangat perlu untuk dilaksanakan oleh setiap sekolah dan untuk semua bidang studi tidak hanya terbatas pada MIPA saja. Hal ini dikarenakan dalam lesson study banyak hal yang dapat diambil oleh seorang guru untuk dapat memenuhi kebutuhannya sebagai seorang pengajar dan juga sebagai seorang pentransfer ilmu pengetahuan.
HAKEKAT LESSON STUDY
Lesson study bukanlah suatu strategi atau metode dalam pembelajaran, tetapi merupakan
salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan berkesinambungan dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi dan melaporkan hasil pembelajaran. Lesson study merupakan kegiatan terus menerus dan tiada henti dan merupakan sebuah upaya untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip dalam Total Quality Management, yakni memperbaiki proses dan hasil pembelajaran siawa secara terus- menerus berdasarkan data. Lesson study merupakan kegiatan yang dapat mendorong terbentuknya komunitas belajar (Learning Society) yang konsisten dan sistematis melakukan perbaikan diri, baik pada tataran individual maupun managerial. Bill Cerbin dan Bryan Kopp mengemukakan bahwa lesson study memiliki 4 (empat) tujuan utama, yaitu untuk : (1) memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana siswa belajar dan guru mengajar; (2) memperoleh hasil-hasil tertentu yang dapat dimanfaatkan oleh para guru lainnya, di luar peserta lesson study, (3) meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri kolaboratif, (4) membangun sebuah pengetahuan pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya. Lesson study atau studi pembelajaran adalah suatu kegiatan pengkajian terhadap proses pembelajaran di kelas yang nyata yang dilakukan secara kolaboratif oleh sekelompok guru secara berkesinambungan dalam jangka waktu yang lama untuk meningkatkan keprofesionalan mereka, dalam rangka studi pembelajaran itu para guru melakukan kolaborasi untuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan dan mengobservasi proses pembelajaran di kelas nyata, serta melakukan refleksi bersama (Syamsuri, 2007). Lesson study bukan proyek sesaat, tetapi merupakan kegiatan terus menerus. Lesson study berasal dari Jepang, merupakan
terjemahan dari Bahasa Jepang jugyokenkyu.
METODE PENELITIAN
Kegiatan lesson study di kawasan Surabaya Selatan melalui 3 tahap, yakni tahap Plan atau perencanaan, tahap Do atau pelaksanaan dan See yakni refleksi. Pengambilan Data diperoleh dari hasil pengamatan pada 3 tahapan tersebut, semua yang terjadi dicatat yang akhirnya dianalisis secara kualitatif.
PELAKSANAAN LESSON STUDY
1.Tahapan Perencanaan (Plan)
Dalam tahap perencanaan, para guru yang tergabung dalam LS berkolaborsi untuk menyususn RPP yang mencerminkan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Perencanaan diawali dengan kegiatan menganalisa kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran, seperti tentang; kompetensi dasar, cara membelajarkan siswa, mensiasati kekurangan fasilitas dan sarana belajar, dan sebagainya, sehngga dapat diketahui kondisi nyata yang akan digunakan untuk kepentingan pembelajaran. selanjutnya secara bersama-sama pula dicarikan solusi untuk memecahkan segalapermasalahan yang ditemukan. Kesimpulan dari hasil analisis kebutuhan dan permasalahan menjadi acuan yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan RPP, sehingga RPP menjadi sebuah perencanaan yang benar-benar sangat matang, yang didalamnya sanggup mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung.
2. Tahapan Pelaksanaan (Do)
Dalam tahapan ini, terdapat dua kegiatan utama, yaitu (1) kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru model yang telah disepakati untuk mempraktikkan RPP yang telah dibuat secara bersama-sama, dan (2) kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh guru lain yang bertindak sebagai observer dan mungkin juga oleh Kepala sekolah bahkan Pengawas yang pada saat itu lkut terlibat dalam komunitas LS. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tahap ini antara lain: 1. Guru harus melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun bersama. 2. Siswa diupayakan dapat menjalani proses pembelajaran dalam setting yang normal dan alami, tidak dalam keadaan tertekan atau merasa dibawah tekanan yang disebabkan adanya Lesson Study. 3. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, pengamat tidaka diperkenankan untuk mengganggu jalannya pembelajaran dan mengganggu konsentrasi guru model maupun mengganggu siswa. 4. Pengamat melakukan pengamatan secara teliti terhadap segala sesuatu yang terjadi selama proses pembelajaran yakni; pengamatan tentang interaksi siswa terhadap siswa, siswa terhadapa bahan ajar, siswa dengan guru, siswa dengan lingkungan lainnya, dengan menggunakan instrument pengamatan yang telah disiapkan sebelumnya dan disusun bersama-sama. 5. Pengamat harus dapat belajar dari pembelajaran yang berlangsung dan bukan untuk mengamati dan mengevaluasi guru model. 6. Pengamat dapat melakukan perekaman melalui video camera atau photo digital. Untuk keperluan dokumentasi asalkan kegiatan perekaman ini tidak mengganggunjalannya proses pembelajaran 7. Pengamat melakukan pencatatan tentang perilaku belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
3. Tahapan Refleksi (See)
Tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting dalam LS karena upaya perbaikan dalam proses pembelajaran selanjudnya akan bergantung dari ketajaman analisis para peserta berdasarkan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi yang diikuti seluruh peserta Lesson Study yang dipandu oleh moderator yang telah ditunjuk.Diskusi dimulai dengan kesan-kesan yang disampaikan oleh seorang guru yang bertindak sebagai guru model dalam proses pembelajaran dan telah mempraktekkan pembelajaran, dengan
menyampaikan komentar atau kesan umum maupun kesan khusus atas proses pembelajaran yang dilakukannya, misalnya mengenai kesulitan dan permasalahan yang dirasakan dalam menjalankan RPP yang telah disusun. Selanjutnya semua pengamat menyampaikan tanggapan atau saran secara bijak terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan (bukan terhadapguru yang bersangkutan). Dalam menyampaikan saran
atau komentar seorang pengamat harus menyertakan bukti-bukti yang diperoleh dari hasil pengamatan, tidak berdasarkan opininya. Pada waktu refleksi guru mendapatkan masukan baik dari dosen pendamping maupun dari Kepala Sekolah atau mungkin juga dari Pengawas. Masukan dan saran yang diberikan berkaitan dengan aspek pembelajaran, misalnya : (1) bagaimana interaksi siswa dengan siswa, (2) Interaksi siswa dengan medis / sumber belajar, (3) Interaksi siswa dengan guru, (4) Proses pembentukan kelompok belajar, (5) tempat duduk siswa, (6) Tempat kedudukan guru selama proses pembelajaran, (7) Tempat kedudukan para pengamat, (8) Isi pembicaraan siswa selama belajar, (9) Bagaimana focus pengamatan, (10) Perilaku siswa yang tidaka berkonsentrasi dalam belajar, (11)Gerak dan bahasa tubuh siswa selama belajar, (12) aktivitas dan kreativitas siswa belajar, (13) Materi pembelajaran, (14) Model, pendekatan dan media- alat peraga pembelajaran, (15) LKS yang memotivasi siswa belajar dan juga penilaian yang sebenarnya (Authentik Assesment). Berbagai pembicaraan yang berkembang dalam
diskusi dapat dijadikan umpan balik bagi seluruh peserta untuk kepentingan perbaikan atau peningkatan proses pembelajaran. Oleh karena itu sebaiknya seluruh peserta pun memiliki catatan-catatan pembicaraan yang berlangsung selama diskusi, tidak hanya notulen saja.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Plan untuk mata pelajaran Fisika, Biologi, Kimia dan Matematika dilaksanakan di SMPN 22 Surabaya jalan Gayung kebon sari Surabaya selama 2 kali. Pada hari pertama ditetapkan guru model dan dilanjutkan menyusun perangkat pembelajaran secara kolaboratif. Pada hari kedua masing-masing guru model mempresentasikan perangkatnya untuk memperoleh masukan dari teman sejawat dan dosen pendamping. Pada kegiatan ini peserta sangat bersemangat dibandingkan dengan pelaksanaan pada tahun 2008 dan saling berdiskusi untuk memberi masukan pada perangkat pembelajaran yang dipresentasikan. Mencoba membuat RPP para guru menggunakan model-model pembelajaran yang inovatif, misalnya model pembejaran kooperetif tipe STAD dan Jigsaw, model pembelajaran langsung, model pembelajaran berdasarkan masalah dan model pembelajaran diskusi.
Do dilaksanakan di SMPN 22 Surabaya, SMPN 32 Surabaya, SMPN 21 Surabaya, SMPN 3 Surabaya, dan SMPN 34 Surabaya. Dari hasil pengamatan di kelas guru model sangat percaya diri dan tidak terpengaruh oleh adanya pengamat. Demikian pula pada siswa sudah terpengaruh oleh pengamat. Perubahan sudah nampak berbeda dibandingkan dengan pelaksanaan tahun 2008, dimana pengamat sudah mulai trampil dalam kegiatan pengamatan (observasi) di kelas serta sudah mulai jarang yang berbicara antar pengamat.
Media pembelajaran telah banyak digunakan secara bervariasi. Tujuannya agar siswa lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran, siswa menjadi lebih aktif dan kreatif. Media tersebut misalnya, pemutaran CD, penggunaan LCD, membuat media dengan bahan yang ada, memcari media kelingkungan, menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, dan sebagainya. Ini semua merupakan perkembangan yang sangat menggembirakan. Hal ini merupakan pengalaman yang dapat dijadikan oleh seorang guru sebagai bahan dalam melaksanakan pembelajaran pada masa berikutnya, yang nantinya diharapakan akan tercipta suasana pembelajaran yang dinamis pada tiap-tiap sekolah khususnya sekolah dimana gurunya telah mengikuti kegiatan Lesson study ini. Dan bagi sekolah- sekolah atau guru –guru yang belum melaksanakan dan mengikuti kegiatan Lesson Study ini disarankan untuk segera melaksanakan dan mengikuti kegiatan ini agar
nantinya tercipta suasana belajar yang dinamis disemua sekolah dan akhirnya akan tercapailah tujuan pembelajaran.
See pada kegiatan ini para pengamat mulai nampak bagus dalam memberikan masukan pada kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung dengan menggunakan kata-kata yang bijak dan disertai memberikan solusi pemecahan masalah. Berdasarkan uraian di atas nampak bahwa guru-guru saat ini telah mengalami kemajuan dalam melakukan tugasnya dalam dalam merencanakan pembelajaran maupun dalam melaksanakan pembelajaran dan juga dalam melakukan pengamatan.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil uraian di atas, maka disimpulkan bahwa LS dapat:
- Membantu guru dalam membuat perangkat pembelajaran.
- Meningkatkan keprofesionalan guru.
- Meningkatkan kemampuan guru dalam mengamati kegiatan pembelajaran di kelas.
- Meningkatkan rasa kolegalitas para guru.
PUSTAKA
Hendrayana, Sumar (2006). Strategi Untuk meningkatkan Keprofesionalan Pendidik. Makalah Seminar Exchange Experience of Lesson Study di UPI Bandung.
Hendrayana, Sumar (2007). Lesson Study : Suatu Strategi Untuk meningkatkan Keprofesionalan Pendidik. Bandung : UPI Press.
Mokhamad Firdaus effend (2008)i, Pengalaman Lesson Study di home Base Bangil Kabupaten Pasuruan. Makalah disampaikan pada Forum “ Desimanasi Lesson Study “Di Pandaan.
Surya Institute, 2007. Panduan dalam Pelatihan Guru Fisika Makalah disajikan
dalam Pelatihan Guru Fisika Sekolah Bertaraf Internasional di Cipayung , 2007
Bill Cerbin & Bryan Kopp.A Brief Intruduction to College Lesson Study. Lesson
Study Project. Online : http://www.uwlax.edu/sotl/Isp/index2.htm
Slamet Mulyana, 2007, Lesson Study (Makalah). Kuningan: LPMP- Jawa Barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar