Jumat, 11 Maret 2011

Pemenuhan Kebutuhan Pangan Bagi RI di Masa Depan

Dengan keberhasilan program KB laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,49 persen per tahun yang artinya setiap tahun jumlah penduduk Indonesia bertambah sebesar 3,5 juta jiwa dan  100 tahun yang akan datang populasi penduduk Indonesia diperkirakan mendekati 1 miliar. Tentu saja hal ini akan menjadi masalah bagi Indonesia dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Pada tahun 1800 jumlah penduduk Indonesia hanya 4 juta jiwa dan seratus tahun kemudian sudah mencapai 6 – 7 juta jiwa. Seandainya tanpa adanya program KB maka jumlah penduduk Indonesia tahun 2000 diperkirakan mencapai 285 juta jiwa tetapi dengan keberhasilan program KB di Indonesia sekitar 80 juta jiwa dihambat kelahirannya sehingga jumlah penduduk saat itu sebesar 205 juta jiwa. Bahkan pada tahun 2030 tanpa adanya program KB jumlah penduduk Indonesia diproyeksikan 330 juta jiwa dan dengan keberhasilan program KB maka sekitar 100 juta jiwa yang bias dihambat kelahirannya.
Tentu saja jumlah penduduk yang sangat besar ini merupakan masalah besar bagi Indonesia dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Hal ini masih ditambah lagi dengan permasalahan iklim dewasa ini yang sangat tidak bersahabat. Menurut Wendy, produksi pangan dihadapkan pada masalah iklim yang tidak bersahabat sehingga banyak terjadi alih fungsi lahan. Apalagi jika Tol Trans Jawa sudah terealisasi hal ini meyebabkan semakin banyaknya lahan pertanian yang terkonversi menjadi fungsi yang lain. Kelajuan pertambahan penduduk di Jawa sudah menurun tetapi masih berjalan lamban padahal sejalan dengan adanya otonomi daerah diharapkan terjadinya penyebaran penduduk. Masalah pertambahan jumlah penduduk jelas sangat berpengaruh dengan ketersediaan  pangan karena terjadi pengurangan lahan pertanian yang merupakan produk pangan berubah menjadi lahan pemukiman. Menurut pendapat Bustanul penduduk Negara berkembang jumlahnya lebih banyak tetapi ketersediaan pangan lebih sedikit disbanding Negara maju. Hal ini disebabkan karena percepatan pengembangan teknologi tidak dapat mengimbangi kecepatan permintaan kebutuhan pangan di Negara tersebut.
Berdasarkan uraian diatas maka mulai saat ini Indonesia harus mulai memikirkan strategi tentang bagaimana caranya mengatasi pemenuhan kebutuhan pangan di masa mendatang yang berkaitan dengan penggunaan lahan yang efisien dan efektif serta pengembangan teknologi tepat guna yang seimbang dengan kecepatan permintaan kebutuhan pangan.
KOMPAS, JUMAT, 11 MARET 2011